Senin, 09 Juli 2012

Pantun Gurindam

Beribu-ribu bunga di huma
Hanya satu dilirik nuri
Beribu dara menjelma
Hanya satu menarik hati

Banyak orang datang berdagang
Hanya satu jualan roti
Banyak bujang datang menjelang
Hanya satu menawan hati

Petai cina petik semua
Merekah bunga tersintal jala
Wahai dinda cantik jelita
Dosakah kanda mengenal dinda ?

Pakaian biru berenda jingga
Kemeja pria dicantum kembang
Berkenalan itu tiada berdosa
Tiada pula hukum melarang

Cindai tertawa melirik macan
Mudah dia melafal kata
Wahai dinda cantik rupawan
Bisakah kanda mengenal nama?

Mana ada bunga kencana
Bunga padma menata senja
Dara muda rindu bunga
Apa guna tanya nama

Citra lebur di ujung senja
Ukiran kata merona rasa
Terasa hancur jantung di dada
Pikirkan kanda tiada berita

Ukiran cinta merona citra
Dendang nilam irama nestapa
Pikirkan kanda tanpa berita
Siang malam tiada terlupa

Beroleh permata batu sorga
Adakah permata meteor hilang ?
Bolehkah dinda mengaju tanya
Apakah kanda seekor kumbang

Adakah permata meteor hilang
Dikikis putri rindu pulang
Apakah kanda seekor kumbang ?
Habis menyeri lalu terbang

Petai cina diraih kukang
Dara rindu tiada kepalang
Wahai kanda kekasih sayang
Apa ditunggu kanda pulang ?

Belinyu, 28 April 2009
By : H. Sulaiman Yusuf

Kamis, 05 Juli 2012

Pantun dan Gurindam lama

dijemput dari :http://gurindamaja.blogspot.com/


Pantun Adat
Ikan berenang didalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang



Bukan lebah sebarang lebah
Lebah bersarang dibuku buluh
Bukan sembah sebarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh


Pantun Agama


Daun terap diatas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba


Bunga kenanga diatas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa




Pantun Budi


Bunga cina diatas batu
Dannya lepas kedalam ruang
Adat dunia memang begitu
Sebabnya emas budi terbuang

Diantara padi dengan selasih
Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan



Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat berlaku lagi dikenang
Inikan pula budi yang baik




Pantun Jenaka

Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat



Ada apa diseberang itu
Mentimun busuk dimakan kalong
Ada apa diseberang itu
Bujang bungkuk gadis belong



Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak


Pantun Kepahlawanan



Kalau orang menjaring ungka
Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya


Redup bintang haripun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak



Pantun Kias




Berburu kepadang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi


Anak Madras menggetah punai
Punai terbang mengirap bulu
Berapa deras arus sungai
Ditolak pasang balik kehulu






Pantun Nasihat





Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri




Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata



Pantun Percintaan

Ikan belanak hilir berenang Burung dara membuat sarang Makan tak enak tidur tak tenang Hanya teringat dinda seorang

Anak kera diatas bukit Dipanah oleh Indera Sakti Dipandang muka senyum sedikit Karena sama menaruh hati


Pantun Peribahasa

Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian



Harapkan untung menggamit
Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan



Pantun Perpisahan



Bagaimana tidak dikenang
Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati




Batang selasih mainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga



Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi


Pantun Teka-teki



Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi



Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya

Gurindam lama

Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi tampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba,
Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung merak menggigal
Fajar sidik menyingsing naik
Kicak kicau bunyi murai
Taptibau melambung tinggi
Berkuku balam di ujung bendul
Terdenyut puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang.

Kamis, 28 Juni 2012

Pantun ha ha ha

Kalau bukan karena bulan
malam hari tak kan terang
Kalau sudah duduk berduaan
Mana mungkin tangan ku bisa tenang

Belah semangka memakai pisau
Semangka merah manis dirasa
Bila fikiran selalu kacau
Awas hati-hati bisa jadi gila

Jagalah kesehatan badan
Kalau perlu minum laktamil
Pelajar kini banyak pacaran
Seminggu pacaran sudah hamil

Beli pisang satu tandan,
beli jagung,ubi dan talas satu karung
jualana nih yee


Minggu, 03 Juni 2012

Pantun Srengengeh

Tanjungbalai Batu Bara
Ada simpang bertugu
Aku gemas melihat wanita
Melihat dada menonjol dibaju

Kalau pisang bersisir sisir
Itu disebut pisang bertandan
Kalau kita banyak fikir-fikir
Itu disebut pria tak jantan

Senin, 12 Desember 2011

Tok Rifin Pantun Gembira

Bunga seroja dibalik batu
Harum mewangi dihutan Puaka
Bukan cuma sekedar merayu
Harapan awak mendapatkan cinta
Belah Bambu memakai kayu
Kayu diikat akar cemara
Belah dikaulah dadaku
Kalau kau tak percaya bahwa ada cinta

Andai daun sirih tak berujung
Kemana urat harus dicari
Andai cinta ku tlah kau sanjung
Kemanapun kau pergi tetap ku cari


Mengikir kayu menetas cabang
 Sudah dikikir jemurlah dahulu
memikir adik cintanya abang
Sudah difikir,untuk menyatu?

Rabu, 30 November 2011

Tok Rifin pantun tradisi perkawinan Tanjungbalai


Bila semangka mulai tua
Segar buahpudar warnanya
Bila anak sudah memilih pasangannya
Segerakanlah berumah tangga


Kalau Kelat Rotan dirasa
Jangan dimakan berulang kali
Kalau hajat hendak meminang wanita
Pastikan ia wanita sehati


Ladang salak penuh berduri
Sabut kelapa dipinggirannya
Datang bertanya keluarga lelaki
Disebutlah itu merisik namanya

Burung gelatik terbang tinggi
Kencang angin pulang kesangkarnya
Sudah merisik keluarga lelaki
Datang kedua membawa antarannya

Kalau hendak memetik bunga
Jngan sampai gugur daunnya
Klau sudah antaran diterima
Jangan salah menentukan tanggal pernikahannya

Merana merpati patah sayapnya
Sijantan tetap disamping betina
Manakala pernikahan sudah waktunya
Sampailah hajat menyandingkannya